top of page

Utusan Indonesia ingin Kolombia bergabung dengan CPOPC

Duta Besar Indonesia untuk Kolombi, Antigua dan Barbuda, Saint Cristopher dan Nevis, Dr. Priyo Iswanto, M.H., ingin agar Kolombia bergabung dengan Dewan Negara-Negara Produsen Minyak Kelapa Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries / CPOPC) untuk membantu melawan kampanye negatif terhadap minyak kelapa sawit. "Kami yakin dengan masuknya Kolombia (ke dalam dewan) akan memperkuat CPOPC dan memberikan dukungan untuk melawan kampanye negatif terhadap minyak kelapa sawit global,” katanya di sela-sela orientasi ilmiah saat dia dianugerahi gelar doktor (honoris causa) oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada hari Sabtu.

Meskipun ada kesepakatan antara ASEAN dan Uni Eropa tentang isu minyak kelapa sawit terkait dengan tujuan pengembangan berkelanjutan (sustainable development goals / SDGs), negara produsen minyak kelapa sawit perlu untuk meningkatkan kampanye positif untuk melawan “kampanye negatif”, ujarnya. "Harapan kami adalah publik akan menjadi semakin yakin kalau komoditas ini memiliki banyak nilai tambah dan manfaat,” Ia lebih lanjut berbicara mengenai strategi untuk meningkatkan reputasi minya kelapa sawit, terutama dalam perspektif SDGs. Produksi minyak kelapa sawit dapat dilihat dan dipahami dari empat dimensi seperti dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan moral, ujarnya. Dari sudut pandang ekonomi, minyak kelapa sawit merupakan faktor pentung dalam mengurangi angka kemiskinan dan mengurangi kelaparan, katanya. Ia juga mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja yang layak, tambahnya. Minyak kelapa sawit dapat mempersempit kesenjangan sosial antara penghuni perkotaan dan perdesaan serta memastikan kualitas dan standar kehidupan yang lebih baik, katanya. Namun, ia juga menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit tidak bisa menghindari kritik negatif. Padahal, imbuhnya, perkebunan kelapa sawit memerlukan penggunaan lahan yang lebih efektif dibandingkan kacang kedelai dan kanola. Minyak kelapa sawit hanya berkontribusi sekitar 5 persen terhadap emisi karbodioksida, ujarnya. "Menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), minyak kelapa sawit menyerap 161 ton karbondioksida dan memproduksi 18,7 ton oksigen per hektar dalam setahun,” tegasnya.

bottom of page