Kementerian Industri Perkebunan dan Komoditas (MPIC) sedang mempersiapkan Kantor Wilayah Komoditas Pertanian di Jeddah, Arab Saudi, untuk mengkapitalisasi potensi pasar komoditas pertanian di negara-negara Timur Tengah dan Afrika.
Menteri Datuk Dr Mohd Khairuddin Aman Razali mengatakan bahwa kantor wilayah tersebut, akan bertindak sebagai Pusat Komoditas Malaysia, dan juga akan menampung Dewan Industri Minyak Kelapa Sawit Malaysia, Dewan Industri Karet Malaysia dan Dewan Industri Kayu Malaysia.
Dia mengatakan kalau pembukaan kantor ini merupakan upaya MPIC untuk merealisasi targetnya dalam memastikan produk komoditas Malaysia, termasuk produk oleokimia dan bahan bakar hayati, dapat mendominasi pasar di wilayah tersebut di masa mendatang.
“Hubungan internasional melalui inisiatif seperti ini penting bagi perkembangan dan penerimaan produk minyak kelapa sawit Malaysia di pasar global.
“Hal tersebut juga sejalan dengan kampanye ‘Minyak Kelapa Sawit Merupakan Anugerah Tuhan’ / ‘Palm Oil is God’s Gift’ yang diluncurkan pada tanggal 10 Februari 2021, bertujuan untuk mempromosikan keunggulan dan manfaat minyak kelapa sawit Malaysia melalui elemen pendidikan, dan pada saat yang bersamaan, melawan kampanye anti minyak kelapa sawit,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Inisiatif kantor wilayah mengikuti pertemuan Perdana Menteri (PM) Tan Sri Muhyiddin Yassin dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed Salman, yang juga merupakan wakil PM dan menteri pertahanan Arab Saudi.
MPIC mengucapkan selamat kepada PM atas keberhasilan negosiasi antara Malaysia dan Arab Saudi terkait berbagai hal, termasuk mempromosikan industri minyak kelapa sawit Malaysia, dengan tujuan untuk memperluas pasar minyak kelapa sawit di pasar minyak kelapa sawit lokal di Negara tersebut.
Mohd Khairuddin mengatakan bahwa perusahaan lokal akan memiliki kesempatan untuk mengekspor minyak kelapa sawit dalam jumlah besar serta meningkatan penerimaan produk minyak kelapa sawit di pasar global.
“Arab Saudi juga telah berkomitmen untuk meningkatan impor minyak kelapa sawit Malaysia dari 318.000 ton senilai 900 juta Ringgit Malaysia dari tahun lalu menjadi 500.000 ton dengan estimasi senilai 1,5 juta Ringgit Malaysia tahun ini,” tambahnya.
Industri minyak kelapa sawit dilaporkan menyumbang 72,8 juta Ringgit Malaysia terhadap pendapatan Negara pada tahun lalu melalui ekspor minyak kelapa sawit dan produk turunannya ke pasar internasional.
Angka ini setara dengan 14,18% lebih tinggi daripada 63,73 juta Ringgit Malaysia yang dilaporkan pada tahun 2019 dan merupakan angka tertinggi semenjak tahun 2017 (77,9 juta Ringgit Malaysia).
Mohd Khairuddin mengatakan sebelumnya bahwa ada peningkatn permintaan minyak kelapa sawit dari Arab Saudi untuk produksi cairan antiseptic dan sabun selama pandemic COVID-19 ini.
Dia mengatakan industri minyak kelapa sawit memiliki masa depan yang sangat cerah karena tidak hanya digunakan sebagai minyak makan, tetapi juga dalam industri farmasi di dalam dan luar negeri.
Comments