NEW DELHI: Pemerintah seharusnya tidak mengeluarkan lisensi untuk impor minyak kelapa sawit murni kepada perusahaan untuk melindungi pabrik penyulingan dan petani minyak nabati, kata asosiasi dan analis minyak nabati. Asosiasi industri minyak nabati Indian Vegetable Oil Producers Association (IVPA) dan The Solvent Extractors Association of India (SEA) telah meminta pemerintah untuk mengatasi masalah ini dan membawakan permasalahan ini kepada Menteri Perdagangan dan Industri Piyush Goyal. Pelaku industri ini juga mengatakan bahwa ketersediaan tenaga kerja untuk pengemasan dan memastikan petani mendapatkan dukungan harga minimum untuk mustar adalah hal yang yang harus diperhatikan untuk saat ini. Minggu lalu, pemerintah mengizinkan impor minyak kelapa sawit murni setelah pembatasan yang diterapkan di bulan Januari, untuk memastikan ketersediaan dan kestabilan harga pasar domestik.
“Keputusan untuk mempermudah persyaratan mengimpor minyak kelapa sawit murni mungkin disebabkan oleh penutupan akses keluar masuk yang sedang berlangsung namun keputusan ini akan memiliki dampak buruk pada industri penyulingan minyak nabati domestik dan unit pendukungnya. India memiliki kuantitas dan kapasitas yang cukup untuk proses penyulingan minyak kelapa sawit mentah,” ungkap Sudhakar Desai, presiden IVPA dalam sebuah surat Kementerian Perdagangan. Total permintaan bulanan minyak kelapa sawit senditi telah menurun hampir 80% menjadi 350,000 ton hingga 400,000 ton pasca penutupan akses keluar masuk dikarenakan penjualan yang menurun, kata Atul Chaturvedi, presiden SEA. Permintaan ini dapat dengan mudah dipenuhi oleh kilang penyulingan minyak nabati domestik. Chaturvedi mengatakan, bahwa petani mustar yang sedang memanen hasil panen mendapatkan harga di bawah MSP yaitu 4,410 Rupee India per kuintal dan impor minyak kelapa sawit murni akan memperburuk situasi petani-petani dengan menurunkan realisasi produk mereka. Pada saat ini, harga minyak kelapa sawit mentah berada di 680 Rupee India per 10 kg dalam pasar grosir mirip seperti harga pada bulan lalu, sahut Sandeep Bajoria, presiden direktur firma konsultan minyak Sunvin Group. “Harga sedang berada di batas wajar, permintaan telah menurun dan kami tidak menyarankan impor minyak kelapa sawit murni diizinkan,” tambahnya.
India telah mengimpor 15 juta ton minyak nabati dari Indonesia, Malaysia, Ukraina dan Amerika Serikat setiap tahun dan di antaranya termasuk 9 juta ton minyak kelapa sawit.