top of page

Tidak ada bukti bahwa mentega lebih keras karena suplemen kelapa sawit dalam pakan sapi

Oleh: Stephen LeBlanc, profesor, kedokteran populasi fauna, Universitas Guelph


Kontroversi baru-baru ini mengenai kandungan mentega dan bagaimana sapi perah diberi makan telah menjadi studi kasus yang menjadi perhatian media dan bukti kuat. Komentar anekdot mengenai konsistensi mentega telah menggelembung menjadi perdebatan yang sengit tentang makanan sapi perah.



Untuk memparafrasekan Jonathan Swift, penulis asal Anglo-Irlandia, sensasi meroket dan pertimbangan datang setelahnya. Peternak Sapi Perah Kanada (Dairy Farmers of Canada) mengumumkan sebuah komite untuk mempertimbangkan masalah terkait pakan berbasis kelapa sawit untuk sapi, namun segera setelah meminta peternak untuk mempertimbangkan untuk menghindari penggunaannya.


Permasalahannya dimulai dengan sebuah pertanyaan tentang perubahan yang dirasakan dalam kekerasan mentega dan beralih ke apakah produk yang diperdebatkan seperti minyak kelapa sawit seharusnya digunakan dalam bahan untuk pakan sapi.


Profesor universitas dan ahli-ahli lainnya dianggap mendasarkan komentar mereka pada data dan analisis ketika berkontribusi dalam diskusi publik dalam suatu masalah. Kepercayaan itu harus didukung dengan kejelasan dasar pernyataan: Berapa kuantitas bukti dan kualitasnya? Apakah saat ini ada konsensus ilmiah? Apakah ada pendapat melawan bukti yang setidaknya telah melewati standar ulasan rekanan dan publikasi dalam jurnal ilmiah?


Kontroversi ini dimulai dari apakah mentega lebih keras pada suhu ruangan daripada sebelumnya. Meskipun pertanyaan itu telah lenyap, ada baiknya mengikuti cerita ini dari awal.

Pertimbangkan perbedaan nilai antara membalas postingan media sosial dan melakukan survei formal terhadap sampel orang yang bisa mewakilkan. Tidaklah sulit untuk melihat bagaimana anda bisa mendapatkan pandangan yang sangat berbeda dengan menanyakan “Apakah ada orang lain yang merasa mentega lebih keras?” atau “Silahkan beri penilaian mengenai kepuasan anda terhadap tekstur mentega dari sangat tidak puas hingga sangat puas,” termasuk opsi untuk “tidak ada pendapat.”


Jika kita ingin mengetahui apakah mentega lebih keras daripada sebelumnya, kita harus mengukurnya. Hal itu tidak sulit dilakukam, namun dalam kasus ini, belum pernah dilakukan. Itu mungkin akhirnya. Pengamatan yang cerdas menimbulkan pertanyaan yang mungkin dijawab dengan penelitian, tetapi tanpa pertanyaan yang jelas akan menjadi tidak mungkin untuk mengajukan solusi.


Dalam kasus, pengamatan mendapatkan bahwa beberapa peternak sapi perah terkadang memberi makan sejumlah kecil (kira-kira satu persen dari pakan sapi) suplemen berbasis kelapa sawit kepada sapi-sapi mereka. Diduga, karena mentega mengandung 80 persen lemak susu, hal ini menimbulkan spekulasi bahwa mungkin ada hubungan antara praktik pemberian makan dan konsistensi mentega. Di sini, ada beberapa data — dan juga hal-hal yang tidak jelas.


Meskipun terminologinya membingungkan, susu sapi — sama seperti ASI — mengandung asam palmitat, lemak jenuh. Ia mencapai 30 hingga 35 persen dari berbagai lemak yang ada dalam susu sapi, tergantung apakah sapi berbasis kelapa sawit.


Sebagian besar pakan sapi di Kanada berasal dari tanaman di perternakan mereka maupun dibeli secara lokal; jagung dan silase alfalfa, biji jagung dan beberapa bungkil kedelai adalah makanan pokok. Peternak sapi perah menetapkan pakan sapi mereka berdasarkan analisa terperinci dan berkelanjutan serta formulasi oleh ahli gizi profesional. Dokter hewan secara rutin memantau kesehatan sapi, melakukan kunjungan ke peternakan sapi perah untuk pengobatan pencegahan setiap minggu atau dua minggu sekali.


Suplemen lemak nabati dapat dimasukkan sekitar satu persen dari total kebutuhan diet sapi perah untuk membantu mengatasi defisit energi yang dapat terjadi pada awal laktasi, atau untuk meningkatkan pasokan energi sapi selama musim panas yang terik. Hal itu telah dilakukan untuk memenuthi permintaan pasar akan lemak mentega yang berfluktuasi selama beberapa dekade.


Memberi makan suplemen berbasis kelapa sawit pada sapi perah akan mengubah kandungan asam palmitat dalam susu dalam tingkat yang kecil. Tidak ada bukti dampak kesehatan yang negatif bagi sapi maupun manusia yang meminum susu dari sapi-sapi tersebut.


Sapi tidak diberi makan kelapa sawit secara langsung melainkan suplemen asam palmitat, yang mungkin didapatkan dari minyak kelapa sawit maupun produk turunan dari proses minyak kelapa sawit. Tidak ada bukti bahwa telah terjadi perubahan dalam memberi makan asam palmitat. Kenyataannya, bukti berdasarkan data profil asam lemak dalam susu sapi di Québec menunjukkan bahwa kandungan asam palmitat dalam susu tidak berubah dalam setahun terakhir, dan data dari tahun 2018 menunjukkan kurang dari satu persen perbedaan dalam kandungan asam palmitat dalam kawanan sapi yang diberi ataupun tidak diberi makan lemak tambahan — 33 persen berbanding 33,5 persen.


Hanya ada sedikit data tentang apakah atau bagaimana rincian pakan sapi dapat mempengaruhi kandungan makanan olahan susu. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan, dan sedang diupayakan di beberapa bidang. Namun berdasarkan bukti yang tersedia, tidak dapat dipastikan apakah pemberian pakan berbasis kelapa sawit memiliki efek yang cukup besar pada kandungan mentega.


Tidak semua keputusan didasarkan pada data ilmiah saja. Kita sering kali harus membuat keputusan tanpa adanya bukti kuat, serta mempertimbangkan nilai-nilai kita dan data. Konteks sangat membantu. Minyak kelapa sawit dan turunannya banyak digunakan dalam makanan (periksalah produk makanan yang dipanggang, batang granola dan selai kacang kemiri di dapur anda, dan margarin di dalam kulkas), kosmetik dan bahan bakar nabati.


Ada kekhawatiran tentang keberlanjutan produksi minyak kelapa sawit. Seperti indsutri kopi, kakao dan kehutanan, terdapat skema internasional untuk mendukung praktik berkelanjutan di produksi kelapa sawit.


Individu dan industri mungkin melakukan praktik berbasis nilai dan keputusan pembelian, tetapi mereka harus terlebih dahulu mempertimbangkan bukti ilmiah yang tersedia. Jika tidak, kita berada di lereng yang lebih licin daripada mentega.

Related Posts

See All
bottom of page