top of page

Pasokan yang lebih ketat dan permintaan yang lebih tinggi mendongkrak harga CPO – Perkebunan IJM

Pasokan yang lebih ketat dan permintaan yang lebih tinggi untuk minyak kelapa sawit mentah (CPO) kemungkinan akan mendorong harga minyak nabati naik dan menguntungkan produsen, menurut IJM Plantations Bhd.


Dalam sebuah pernyataan usai rapat umum tahunan (annual general meeting / AGM) pada hari ini, perusahaan perkebunan hulu tersebut mengatakan produsen sawit akan mampu “mengikuti gelombang harga”.


Penanam mencatat bahwa harga CPO telah naik menjadi 3.000 Ringgit Malaysia per ton dari harga terendah tahun ini hingga saat ini di angka 2.000 Ringgit Malaysia per ton pada bulan Mei, di mana para analis mengaitkan kenaikan harga berhubungan dengan penambahan stok, tingkat persediaan minyak kelapa sawit yang lebih rendah dan kenaikan harga pada minyak nabati lainnya.


Meskipun demikian, IJM Plantations mengatakan ia mengadopsi prospek optimis yang lebih berhati-hati untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2021 (FY21).


“Sementara faktor-faktor di atas bisa menaikkan, tetap saja akan ada potensi penurunan harga di tengah tekanan akibat meningkatnya level stok menjelang akhir tahun, sejalan dengan produksi minyak kelapa sawit yang berpotensi melebihi total melebihi total ekspor dan konsumsi.


“Namun, dalam pengungkapan baru-baru ini – bahwa banyak pekebun mengalami kekurang tenaga kerja, sehingga operasional [mereka] terhambat, khususnya pada puncak musim, mempengaruhi pemulihan tanaman – akan mendukung harga CPO pada saat ini,” katanya.


Pada saat yang bersamaan, dicatat bahwa produksi tanaman dan CPO secara keseluruhan di tahun buku 2021 akan lebih rendah dibandingkan tahun buku 2020.


Penanam mengatakan bahwa produksi tanaman diperkirakan akan lebih rendah tahun ini dikarenakan musim kemarau yang panjang di bulan Agusus dan November 2019 di daerah perkebunan kelapa sawit Malaysia dan Indonesia, ditambah juga dengan pengurangan penggunaan puput oleh penanam.


Kekurangan tenaga kerja juga akan mempegaruhi produksi tanaman, terutama di Malaysia, dengan menghambat panen pada puncak musim mendatang, kerugian hasil panen di industri diperkirakan akan tinggi.


Produksi CPO di kebanyakan pabrik juga diperkirakan akan lebih rendah karena kadar ekstraksi minyak sawit yang lebih rendah akibat tandan buah yang jelek sebagai hasil dari kurang efisiensinya proses penyerbukan selama musim kemarau.


Selain itu, kemungkinan La Niña (cuaca basah) dari bulan September hingga November meningkat menjadi 60% dari 30% sebelumnya.


“Kenyataannya La Niña pada akhir tahun juga akan semakin mengurangi prospek produksi tanaman yang lebih tinggi. Selama musim hujan yang berkelanjutan, operasional – dari panen hingga evakuasi tanaman serta kualitas produk – akan terhambat,” kata IJM Plantations.


Namun demikian, permintaan global untuk kelapa sawit akan pulih karena pelonggaran penutupan akses dan pelanggan utama seperti Tiongkok dan India akan membuat pembelian yang signifikan untuk mengisi stok yang menipis.


Penggunaan minyak kelapa sawit dalam bahan bakar hayati, khususnya di Indonesia juga akan mengurangi stok dan meningkatkan harga.


Pada kuartal pertama yang berakhir di tanggal 30 Juni 2020 (1QFY21), penanam kembali untung dengan laba bersih senilai 82,12 juta Ringgit Malaysia, dari kerugian bersih senilai 76,39 juta Ringgit Malaysia pada kuartal keempat tahun 2020 (4QFY20) dan 4,78 juta Ringgit Malaysia pada kuartal pertama tahun 2020 (1QFY20).


Keuntungan terbesarnya berasal dari keuntungan selisih kurs sebesar 91,74 juta Ringgit Malaysia.


Pendapatan kuartal mencapai 205,99 juta Ringgit Malaysia, naik dari 95,39 juta Ringgit Malaysia di kuartal keempat tahun 2020 (4QFY20) dan 54,8% lebih tinggi dari tahun ke tahun dibandingkan dengan 133,07 juta Ringgit Malaysia pada kuartal pertama tahun 2020 (1QFY20), mengikuti harga komoditas dan volume penjualan yang lebih tinggi.


Saham di IJM Plantations naik 1,62% atau tiga sen menjadi 1,88 Ringgit Malaysia pada pukul 3:28 hari ini, senilai 1,66 miliar Ringgit Malaysia. Dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebesar 812.200 saham.

Related Posts

See All
bottom of page