top of page

Mengikuti Popularitas Makanan Sehat, Pangsa Pasar Minyak Kelapa Sawit Global Ditargetkan

Mengikuti Popularitas Makanan Sehat, Pangsa Pasar Minyak Kelapa Sawit Global Ditargetkan akan Mencapai 52,3 Miliar Dolar Amerika pada tahun 2025


Pasar global minyak kelapa sawit diproyeksikan akan mencapai 25,3 miliar Dolar Amerika pada tahun 2025, mengikuti analisa CAGR dari periode 2018 hingga 2025 dengan nilai 5,6%. Minyak kelapa sawit, juga disebut minyak dende dalam bahasa Portugis, adalah minyak nabati yang diekstrak dari daging buah kelapa sawit yang berwarna kemerahan. Sementara minyak kelapa sawit memiliki 52% lemak jenuh, minyak inti sawit memiliki 86% lemak jenuh. Minyak inti sawit ini banyak digunakan di berbagai macam produk konsumen seperti sabun dan kosmetik hingga deterjen dan lilin.


Selain digunakan dalam spektrum produk makanan seperti margarin putih, minyak kelapa sawit dan margarin; minyak kelapa sawit juga digunakan untuk memproduksi bahan bakar hayati. Dibandingkan dengan minyak lain, minyak kelapa sawit merah memiliki proporsi antioksidan dan vitamin E yang tinggi, serta kandungan karoten yang tinggi, yang tidak bisa ditemukan pada minyak lain. Tidak seperti minyak lainnya, minyak kelapa sawit merah tetap stabil pada suhu tinggi sehingga ideal digunakan untuk menggoreng. Minyak kelapa sawit merah tidak memerlukan proses hidrogenasi dan tidak mengandung asam lemak trans.


Pasar global untuk minyak kelapa sawit telah tumbuh dengan tempo yang stabil dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan sektor minyak nabati. Sementara aplikasi dalam makanan berkontribusi pada sebagian besar pertumbuhan, adopsi yang stabil dalam aplikasi industri juga menguntungkan pasar. Minyak kelapa sawit merupakan bahan utama di hampir 50% produk makanan olahan yang memberikan manfaat kesehatan seperti penglihatan yang lebih baik; kaya antioksidan & vitamin K; meningkatkan metabolisme & menurunkan berat badan; mengurangi resiko kanker & penyakit jantung; serta kemampuan untuk memperlambat penyakit saraf yang bersifat degeneratif. Sebagian produk makanan dan non-pangan yang mengandung minyak kelapa sawit antara lain coklat, kue, deterjen, mi instan, es krim, lisptik, margarin, roti kemasan, adonan pizza, sampo, sabun, dan lain-lain.


Pertumbuhan pasar di masa depan akan didorong oleh meningkatnya keunggulan sertifikat minyak kelapa sawit berkelanjutan (Certified Sustainable Palm Oil / CSPO) dengan latar belakang keprihatinan publik terhadap lingkungan, sosial, dan isu deforestasi yang terkait dengan budidaya kelapa sawit. Permintaan minyak kelapa sawit yang diproduksi secara berkelanjutan juga didorong oleh meningkatnya fokus negara-negara maju untuk bahan bakar yang bersih dan ramah lingkungan serta penerapan yang meningkat sebagai bahan dasar bahan bakar hayati.


Hasil produktivitas bahan bakar hayati dari minyak kelapa sawit merupakan yang tertinggi di antara minyak hasil biji-bijian dan hanya dilampaui oleh tebu dalam hal hasil produktivitas. Faktor lain yang mendorong meningkatnya konsumsi minyak kelapa sawit di antaranya dikarenakan ia merupakan minyak nabati termurah; meningkatnya produksi di Indonesia dan Malaysia; pertumbuhan permintaan dari sektor makanan untuk digunakan sebagai margarin, lemak roti, lemak goreng dan minyak goreng; serta hasil panen yang lebih tinggi per hektar perkebunan minyak kelapa sawit. Meningkatnya fosus pelanggan pada kesehatan & kebugaran bersamaan dengan efek minyak terhidrogenasi pada tingkat kolesterol mendorong pengolah makanan dan makanan ringan untuk beralih ke minyak sawit bebas lemak trans dan bebas transgenik.


Asia-Pasifik mewakili pasar terbesar di dunia dengan perkiraan pangsa 48% dari totoal pendapatan dunia pada tahun 2019. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan pasar di daerah tersebut termasuk populasi yang meningkat drastis dan pertumbuhan permintaan atas komoditas pangan, peningkatan jaringan ritel, perubahan kebiasaan makan, urbanisasi yang cepat, ekonomi yang bertumbuh stabil, peningkatan standar kehidupan, pertumbuhan hasil panen dan produksi minyak, perubahan perhatian terhadap aspek kesehatan, dan permintaan oleokimia yang meningkat. Produksi pada daerah tersebut terus meningkat drastis pada beberapa tahun terakhir dikarenakan peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit, peningkatan hasil minyak kelapa sawit, dan investasi pada aktivitas penelitian dan pengembangan. Berdasarkan aplikasinya, ,industri pangan, yang memegang 60% pangsa, mewakili konsumen terbesar minyak kelapa sawit, sementara bahan bakar hayati mewakili pertumbuhan tercepat berdasarkan analisa CAGR dari tahun 2018 hingga 2025, yaitu 6,6%.

bottom of page