top of page

Laba Kuartal Pertama Genting Plantations Melonjak Lebih Dari Dua Kali Lipat Menjadi RM 91.3 Juta

Laba Kuartal Pertama Genting Plantations Melonjak Lebih Dari Dua Kali Lipat Menjadi 91.3 Juta Ringgit Malaysia Karena Harga Kelapa Sawit yang Tinggi


Harga jual kelapa sawit yang lebih tinggi mendorong laba bersih Genting Plantations Bhd pada kuartal pertama yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2020 lebih tinggi dua kali lipat menjadi 91.3 juta Ringgit Malaysia, dibandingkan dengan 41.68 Ringgit Malaysia pada tahun sebelumnya.



Dalam pengajuan dengan Bursa Malaysia, grup tersebut menyampaikan bahwa harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) naik sepertiga menjadi 2,619 Ringgit Malaysia per metrik ton (mt) di kuartal pertama tahun 2020, dari 1,974 Ringgit Malaysia per metrik ton di tahun 2019, sementara harga jual biji kelapa sawit naik sebesar seperempat menjadi 1,593 Ringgit Malaysia dari 1,283 Ringgit Malaysia pada tahun sebelumnya.


Laba per saham (EPS) pada kuartal pertama tahun 2020 naik menjadi 10.18 sen dari 5.16 sen.


Namun pendapatan turun 8.47% menjadi 569.04 juta Ringgit Malaysia karena menurunnya permintaan untuk produk-produk kelapa sawit pada segmen manufaktur hilir.


Grup tersebut mengatakan produksi tandan buah segar (FFB) 19% lebih rendah dari tahun ke tahun, sebagian besar disebabkan oleh efek tertunda dari kondisi cuaca yang buruk pada tahun 2019 di mana mempengaruhi hasil produksi perkebunan Malaysia.

Penangguhan sementara operasionalnya di beberapa perkebunan selama perintah pengurangan pergerakan (MCO) juga mempengaruhi hasil produksi.


Semantara operasional di Indonesia jgua mengalami efek tertunda akibat kondisi cuaca yang buruk, dampaknya dapat dikurangi dengan penambahan area panen dan profil umur tanaman yang lebih baik.


Mengenai prospeknya, grup tersebut mengatakan bahwa ia akan melacak kinerja segmen perkebunan andalannya, di mana juga bergantung terutama pada pergerakan harga penjualan produk-produk kelapa sawitnya dan juga hasil produksi FFB dari grup.


Sebagaimana COVID-19 terus mempengaruhi ekonomi secara global, grup tersebut memperkirakan harga minyak kelapa sawit akan terpengaruh oleh faktor-faktor akibat pandemi seperti dinamika permintaan dan pasokan minyak kelapa sawit dan juga minyak serta lemak pengganti lainnya, kondisi ekonomi global dan arahan implementasi biodiesel yang lebih diprioritaskan oleh Indonesia dan Malaysia.

Dengan adanya penurunan produksi FFB yang signifikan dari tahun ke tahun pada kuartal pertama tahun ini, grup tersebut berharap dapat menutup defisit pada bulan-bulan berikutnya, didukung dengan penambahan area yang sudah siap panen dan profil usia tanaman yang lebih menguntungkan dari operasionalnya di Indonesia.


Namun, dikatakan bahwa keseluruhan permintaan dalam waktu dekat kemungkinan besar akan dikurangi, mengingat penurunan penerimaan yang masih belum dapat ditutupi.


Pada segmen propertinya, dikatakan bahwa ia hanya mendapatkan penjualan yang minimal pada masa MCO, dan melihat prospek ekonomi yang masih menurun, diprediksikan performa segmen dalam tahun ini akan mendapatkan dampak negatif.


Disampaikan juga kalau Outlet Premium-nya akan fokus untuk membangun patronase saat dimulainya opearasional pada awal bulan Mei 2020.


Pada segmen bioteknologi, Genting Plantations mengatakan bahwa ia akan terus mengembangkan solusi komersial dan applikasi-applikasi untuk meningkatkan hasil panen dan produktivitas minyak kelapa sawit.


Diharapkan segmen manufaktur hilirnya dapat menghadapi tantangan pada masa ini yang dikarenakan rendahnya permintaan untuk produk-produknya akibat pandemi COVID-19. Lebih lanjut lagi, permintaan untuk campuran diskresioner untuk biodiesel telah mereda karena penyebaran minyak kelapa sawit (POGO) yang tidak menguntungkan.


Saham Genting Plantations tercatat 12 sen atau 1.26% lebih tinggi pada angka 9.66 Ringgit Malaysia hari ini, mengingat kapitalisasi pasar grup di angka 8.67 miliar Ringgit Malaysia.


Angkanya telah pulih 14% dari titik rendah di 8.50 Ringgit Malaysia pada tanggal 19 Maret, sehari setelah diberlakukannya MCO. Namun masih 9% lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai akhir tahun pada tanggal 31 Desember 2019 di 10.58 Ringgit Malaysia.


Related Posts

See All
bottom of page