top of page

Ekspor minyak kelapa sawit Indoensia mengalami penurunan 11% pada Semester pertama

Ekspor minyak kelapa sawit Indoensia mengalami penurunan 11% pada Semester pertama dikarenakan pandemi menekan permintaan


Volume ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) dari Indonesia menurun tipis pada paruh pertama tahun ini dikarenakan pandemi novel coronavirus yang telah mengikis permintaan global akan komoditas tersebut.


Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan bahwa pengiriman minyak kelapa sawit mentah ke luar negeri menyusut sebesar 11 persen menjadi 15.5 juta ton dari bulan Januari hingga Juni setiap tahunnya, dilaporkan oleh media lokal pada hari Kamis.


Kebijakan penutupan akses yang diberlakukan oleh negara asing, khususnya pembeli utama minyak kelapa sawit dari Indonesia, telah mengganggu kegiatan usaha yang berujung melemahkan permintaan, kata Ketua GAPKI Joko Supriyono.


Meski demikian, kenaikan harga komoditas global telah membantu menaikkan nilai minyak kelapa sawit mentah Indonesia pada periode tersebut sebesar 6,4 persen menjadi 10,06 miliar Dolar Amerika secara tahunan, kata Ketua GAPKI pada hari Rabu.


Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono memproyeksikan permintaan global untuk minyak kelapa sawit mentah dan produk olahannya akan segera pulih seiring dengan kegiatan usaha yang mulai naik di negara pengimpor.


Indonesia merupakan produsen dan eksportir terbesar minyak kelapa sawit mentah di dunia.


Negara yang memiliki 12 juta hektar perkebunan sawit di sepanjang negara kepulauan ini, menghasilkan 47,43 juta ton minyak kelapa sawit pada tahun 2019, sembilan persen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pada tahun 2018, menurut data yang diterima dari GAPKI.


Indonesia akan lebih banyak menggunakan produk minyak kelapa sawit mentahnya sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar hayati dan bahan bakar turbin untuk penerbangan. Enditem

bottom of page